Kekuatan dan Risiko di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Kekuatan dan Risiko di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Kekuatan dan Risiko di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global – Tahun 2025 menjadi titik krusial bagi perekonomian Indonesia sekaligus ekonomi global. Di satu sisi, ada optimisme karena pertumbuhan ekonomi domestik yang cukup solid; di sisi lain, bayang-bayang risiko global tidak bisa dipandang remeh. Dari proyeksi lembaga internasional hingga laporan pemerintah dalam negeri, lanskap ekonomi saat ini menunjukkan kombinasi stabilitas dan tantangan. Artikel ini akan membahas tren utama, peluang, serta ancaman yang dihadapi ekonomi Indonesia dan dunia di tahun ini.

Kondisi Ekonomi Global: Stabil, Tapi Lambat

Menurut laporan Bank Dunia, ekonomi global slot thailand pada 2025 di perkirakan tumbuh sekitar 2,7 persen, sama seperti proyeksi tahun sebelumnya.
Meskipun stabil, pertumbuhan ini dinilai “melambat untuk hasil yang signifikan,” terutama dalam konteks pengentasan kemiskinan dan pembangunan jangka panjang bagi negara berkembang.

Laporan tersebut mencatat bahwa negara berkembang, yang menyumbang sekitar 60 persen pertumbuhan global, akan menghadapi hambatan struktural seperti utang tinggi, lemahnya produktivitas, dan dampak perubahan iklim.

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) mengingatkan bahwa proteksionisme — seperti tarif dan subsidi yang agresif — berisiko merusak kerjasama perdagangan global dan merugikan semua pihak.

Proyeksi dan Risiko di Kawasan Euro dan Dunia

Beberapa negara maju juga menghadapi tekanan. Misalnya, ECB (Bank Sentral Eropa) telah slot bonus memangkas suku bunga menjadi 2,75 persen menyusul pertumbuhan yang stagnan di zona euro, terutama di negara besar seperti Jerman dan Prancis.
Pemangkasan ini mencerminkan usaha ECB untuk merangsang kredit dan aktivitas ekonomi di tengah konsumen yang kepercayaannya masih rapuh.

Sementara itu, organisasi internasional seperti OECD juga menurunkan proyeksi pertumbuhan global, memperingatkan bahwa hambatan perdagangan dan kebijakan proteksionis dapat memperlambat pemulihan penuh.

Kondisi Ekonomi Indonesia: Pertumbuhan Tangguh, Tapi Dinamika Global Masih Mengancam

Pertumbuhan Positif

Di dalam negeri, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan. Data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat bahwa PDB Indonesia tumbuh 5,04 persen (yoy) pada kuartal III 2025.
Pertumbuhan ini di dorong oleh konsumsi rumah tangga yang kuat, investasi yang meningkat, dan koordinasi kebijakan fiskal-moner yang efektif.

Ekonom dari PermataBank juga mengungkap bahwa pencapaian 5,04 % ini sedikit di atas ekspektasi pasar dan menjadi pertanda optimisme untuk pertumbuhan sepanjang 2025 di kisaran 5,0–5,1 persen.

Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan pertumbuhan 2025 berada di kisaran 4,9–5,2 persen, dengan inflasi yang tetap terkendali sekitar 2,5 persen.

Proyeksi Konservatif dan Risiko Global

Namun, tidak semua proyeksi menggembirakan. Lembaga penelitian AMRO (ASEAN+3) menurunkan prediksinya untuk pertumbuhan Indonesia menjadi 5,1 persen di 2025, mencerminkan kekhawatiran terhadap kondisi global.
Lebih jauh, IMF dalam proyeksinya menyampaikan bahwa pertumbuhan Indonesia bisa lebih rendah, yakni 4,7 persen, karena tekanan global seperti ketidakpastian perdagangan dan suku bunga tinggi di luar negeri.

Tekanan eksternal lainnya adalah “biaya tinggi” dalam ekonomi. Menurut analisis Kompas, suku bunga internasional dan penguatan dolar AS dapat meningkatkan beban pembiayaan, terutama untuk investasi dan proyek pemerintah, yang bisa menghambat ambisi pertumbuhan agresif pemerintah.

Inflasi dan Stabilitas Keuangan

Stabilitas harga dan sistem keuangan menjadi salah satu pilar penting dalam pertumbuhan. Laporan terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pihak terkait menyatakan bahwa inflasi IHK (Indeks Harga Konsumen) Indonesia pada September 2025 tercatat 2,65 persen (yoy), sedangkan inflasi inti berada di sekitar 2,19 persen (yoy).
Kendati inflasi volatile (komponen makanan dan energi) meningkat di dorong oleh kenaikan harga sayur, daging, dan komoditas pangan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah terus di lakukan untuk menjaga stabilitas.

Stabilitas sistem keuangan juga di tekankan dalam siaran pers bersama otoritas keuangan Indonesia sebagai fondasi agar pertumbuhan ekonomi tetap bisa berlanjut meskipun risiko global mengintai.

Kesimpulan dan Implikasi untuk Masa Depan

  1. Optimisme dengan batasan: Pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen menunjukkan fundamental relatif kuat, tetapi tidak bisa di lepaskan dari risiko global seperti suku bunga luar negeri, proteksionisme, dan nilai tukar.
  2. Peran kebijakan sangat krusial: Kebijakan moneter dan fiskal yang terkoordinasi akan sangat menentukan apakah pertumbuhan ini bisa di pertahankan tanpa memicu inflasi atau krisis keuangan.
  3. Ketidakpastian global tetap jadi ancaman besar: Meski ada pemangkasan suku bunga di beberapa negara maju, ketegangan perdagangan dan potensi kebijakan proteksionis dapat menghambat pemulihan yang lebih signifikan.
  4. Perlu kesiapan jangka panjang: Untuk menjaga momentum pertumbuhan yang inklusif, Indonesia perlu memperkuat investasi produktif, efisiensi pembiayaan, serta sinergi kebijakan untuk menghadapi guncangan eksternal.

Tinggalkan Balasan